Thursday, November 08, 2007

Perjuangan Sebuah Project

Belakangan ini keadaan di kantor, khususnya team gw, mengalami perasaan gak keruan. Naik-turun kaya' maen jet coaster di DuFan.

Gimana gak? Dua calon project ada di proses akhir penentuan, apakah kami bakalan dapet or gak.

Salah satu calon project adalah project bergengsi dari bank terkemuka di negeri ini. Prosesnya lamaaa banget, uda 3 taon. Posisi kami pun serba gak pasti. Hari ini bisa nomor 1... eh seminggu kemudian turun di nomor 2. Lewat jalan lurus gak mempan, maka jalan belakang yg rada belok-belok mulai di lancarkan. Thanks to politics surround it.

Nilainya selangit dan prestisius, baik dari segi uang dan pengalaman. Uang bukan hal yg penting, karena terbukti semua pihak berani ambil resiko untuk banting harga demi bisa dilibatkan di dalamnya. Yang sebenarnya dicari adalah pengalaman. Apalagi belum ada - klo pun ada jumlahnya sedikit banget - expertise dalem negri yg menguasai bidang ini dan pernah mengimplementasikannya dalam IT. Makanya, banyak kerjasama dg perusahaan asing dilibatkan. Tujuannya tentu agar kami bisa belajar dari mereka.

Product yg akan diimplementasikan adalah product jadi yg dikenal sebagai leader dalam bidangnya. Klo diliat di laporan Gartner, dia ada di posisi kanan atas. Perusahaan yg memiliki product ini pun sudah puluhan taon berdiri dan mereka memang mengkhususkan diri sebagai perusahaan dg vertical business, bukan horizontal. Jadi bener2 spesifik lah.

Meskipun begitu, tetep aja bukan jaminan segalanya bakalan mulus2 aja. Ketika implementasi nanti, pasti akan ada banyak kustomisasi sana-sini. Apalagi berdasarkan pengalaman yg ada, implementasi product perbankan Indonesia jauuuuuhhh lebih rumit daripada di luar. Kenapa ya? Gw rasa karena orang Indonesia kebanyakan berpikir "technology can solve anything" atau "I pay you, you give me everything". Hehehehe.

Jadi bisa kebayang, 3 taon proses untuk mendapatkannya seakan tidak cukup. Karena jika memang kami bener2 dapet, "pertarungan sesungguhnya" baru akan dimulai. Berdarah2 pastinya... Tapi herannya, walaupun uda tau bakalan suffer begitu, semua orang tetep NAPSU dapetin nih project. Gw rasa emang tipical orang IT gitu kali ya. Gak puas klo gak ada tantangan. Hehehehe.

Project kedua adalah project dari salah satu bank swasta menengah. Secara posisi lebih aman. Kami uda di peringkat 1. Sebenernya peringkat yg sekarang juga bukan jaminan kami akhirnya bisa dapetin nih project. Namanya bumi itu bundar, bisa aja sekarang di atas, besok nyungsep ke paling dasar. Huehehehe. So far sih situasi aman mantap terkendali. Mereka senang dg pendekatan, support dan teknologi yg kami tawarkan.

Bedanya dg project2 sebelumnya, kali ini kami menawarkan solution yang KAMI BUAT SENDIRI. Maksudnya bukan solution yg uda jadi, yg tinggal implementasi dan kustom sana-sini. Ini bener2 dari scretch. Yang ibaratnya ngebangun mall, dimulai dg tanah lapang tapi uda ada blue print-nya.

Keunggulan dari pendekatan tadi adalah, client bisa puas bereksplorasi. Tapi karena blue print-nya uda ada, mereka punya guidence, gak bener2 buta utk memulainya. Guidence yg diberikan adalah semacam template, tentunya yg mengacu pada global banking data model. Jadi bukan data model manufacturing, trading, logistics, dsb, melainkan bener2 khusus perbankan. Karena adanya guidence tersebut, maka yang kami tawarkan adalah SOLUTION, bukan sekedar TOOLS.

O iya, meraih peringkat 1 bukan hal yg mudah. Pertama kali kami masuk, sudah ada 4 competitor maju lebih awal. Kami benar2 ada di urutan nomor buncit. Bisa masuk dan diundang pun uda bener2 bersyukur. Thanks to bagian pre-sales... usahanya gigih banget!

Setelah diundang, kami diminta utk membawakan presentasi. Di sini baru melibatkan orang teknikal seperti gw. Maka gw pun mulai menyiapkan bahan presentasi. Ada bahan yg emang udah tersedia, tapi ada juga yg baru, karena di tiap bank requirement-nya bisa lain2. Maka dimulailah babak cari2 bahan di internet atau buku, contek sana-sini, copy-paste.

Abis presentasi, kami diminta untuk membuktikan bahwa solusi yg kami tawarkan terbukti dapat memenuhi requirement mereka. Maka dilakukan lah POC. Client memberikan data sebagai input, lalu kami menunjukkan output yg nilainya harus sesuai dg analisa mereka. Pada saat POC ini, gw menemukan kendala data. Tapi namanya juga data orang, gak bisa seenak jidat ngebenerin gitu aja. Kudu bolak-balik ke client, nerangin kenapa salah. Belum lagi dipandang sinis karena dianggep uda ngerepotin. Wah, bener2 perjuangan. Tapi demiiiiiiiiiiii sebuah project, semua itu harus gw lakukan. Apalagi ini baru tahap awal, MANA MUNGKIN MENYERAH? Klo inget kilas baliknya, agak nyebelin, tapi akhirnya bisa berbuah manis karena POC-nya bener2 sukses. Cerita selengkapnya ada di
sini.

Suksesnya POC membuat pintu gerbang penerimaan terbuka lebih lebar. Kami diminta memasukkan proposal. Kali ini client mau tau, konsep apa sih yg kami tawarkan? Katanya kan bawa solusi, bukan tools, klo gitu kasih liat dong template2 analisa yg uda dibuat?

Klo mo diliat dari job desc sih, bikin proposal seharusnya kerjaan pre-sales. Tapi karena ada bagian teknis yg gak dimengerti orang pre-sales, mau gak mau, suka tidak suka, gw ikutan begadang sampe nginep2 untuk merampungkan sebiji proposal. Serasa bikin skripsi - atau thesis, kali? -, bedanya waktunya cuma seminggu. Hihihi.

Proposal uda masuk, kami diminta demo SELURUH konsep dan modul yg ditawarkan di dalamnya.

Naaah, jumpalitan lagi dey. Soalnya sebenernya kami baru memiliki konsep dan tools yg canggih. Template alias solution secara fisik belum ada. Hihihi! Uda gitu, gw sendiri kagak ada pengalaman make tools yg baru gw liat tampilannya seminggu sebelumnya. Kekekeke. Ibaratnya disuruh balap F1 dg mobil Ferarri, tapi gw kagak bisa nyetir. Hahahaha! Waktu yg diberikan boss utk menguasai? Cukup 5 hari aja. Itu juga kebanyakan, potong lagi jadi 3 hari. MENCRET deh gw! Wakakakaka!

Nekat banget yak? Abis KLO GAK NEKAT, GAK JUALAN. Hahahaha!

Awalnya gw stress banget, tapi untung lah gw juga dibantu oleh team lain. Cepat2 tapi pasti, soalnya klo pelan2 gak bakal kekejer tuh 3 hari, hihihihi... akhirya jadi deeeeh templatenya secara fisik. Demo ke client. Dan mereka SUKA! Horeeee!

Dasarnya client, SUKA tapi KURANG PUAS. Mereka tanya, bisa ini gak, bisa itu gak... Dan dasar juga si boss, semua dijawab BISA... SUSY NANTI BISA BUATIN KOK. BERAPA HARI SUS? 3 HARI KAN?

GUBRAAAAAAAAAAkkkkkksss... pasang tampang jutek aja daaaah! Hahahaha.

Klo uda gitu, artinya hari2 berikut begadang atau gak masuk kerja krn gw diperes sampe kering utk kerja di rumah. Kekekeke.

Uda demo macem2, client mintanya lebih macem2 lagi. Dan si boss ku yg baik dan murah hati, selalu mengatakan... SUSY NANTI BISA BUATIN KOK.

Huaaaaaaaa?!

Puncaknya adalah ketika client minta ditampilin demo yg lebih eye-catching. Peta blink-blink lah, grafik ono-ini lah, halaaaaaaaaahhh!!! Padahal gw baru megang toolsnya sebulan... mamaaaa... toloooonggg!!!! Karena waktunya serba 3 hari, maksimum 5 hari, gw makin keriting aja. Gw pikir, semakin gw sanggupin, semakin MENGGILA permintaannya. STRESS... STRESSSSssssss!!!

Untung principal yg punya tools ini sangat supportive. Karena waktu yg mepet, gw minta bala bantuan. Dan cukup dalam waktu sehari, bantuan dari negeri Singa datang. Jadi juga deh tuh peta blink-blink dg segala atributnya. Walaupun pake mimpi2 buruk, seperti yg uda gw ceritain di
sini. Huehehehe.

Demo sukses, client bener2 puas. Tapi mereka belom bener2 percaya klo belom ada reference bahwa kami berpengalaman mengerjakan project ini di tempat lain. Maka diaturlah sebuah site visit ke suatu bank. Thanks God, site visit lancar2 aja. Mereka malah terkesan.

Setelah itu, keadaan semakin lancar. Perlahan tapi pasti posisi kami merangkak. Point demi point bertambah, hingga akhirnya... kami menempati POSISI PERTAMA. Huraaaaaay, semua anggota team bersorak-sorai gembira.

Sekarang, giliran petinggi2 turun tangan. Direktur dari kedua belah pihak diundang rapat dan makan malam, membicarakan masa depan kelangsungan project, seandainya nanti kami benar2 mendapatkannya. Dari meeting internal, team juga diundang meeting oleh direktur yg bertanya ttg kesiapan kami, dll, mengingat project ini adalah project PILOT.

Gw tau, para petinggi di sini agak cemas. Karena bagi mereka, environment utk mendevelop solution sendiri adalah hal yg bener2 baru. Tapi, pemikiran kami, khususnya team gw, ini adalah langkah awal, dimana klo kita sudah bisa melaluinya, kita berarti sudah punya solution sendiri, gak tergantung sama solution luar. Hal itu lah yg akan meringankan langkah selanjutnya.

Suffer? Udah pasti. Jangan dikira ini adalah langkah awal menuju kemudahan. Justru, langkah awal menuju PENDERITAAN. Hahahaha.

Suatu sore, salah satu direktur mendatangi meja gw. Dia bertanya apa gw uda siap me-lead project ini. Modul apa yg paling gw kuasai? Modul apa yg paling susah? Gimana klo nanti gw gak siap? Dan berbagai macam pertanyaan mulai dari secara bisnis sampe teknis... yg bikin gw keringet dingin, apalagi saking groginya, gw LUPA dg semua teori yg pernah gw baca. Hahahaha.

Setelah melalui berbagai pertanyaan, gw mencoba utk memberi sedikit keyakinan padanya: Saya tidak sendiri, Pak. Akan ada banyak orang yg membantu saya. Dan siap atau tidak siap, kita harus maju. Klo gak, kapan kita mulai?

Akhirnya dia berhenti bertanya, sambil menganggukkan kepala dan memberi tanda jempol, dia berkata: SIP!

Yaaaaaaah, itu lah kira2 langkah2 untuk mendapatkan sebuah project.

Project yg melelahkan, tapi klo mengingat perjuangannya, bikin gw senyum2 bahagia.

Perjuangan yg... mungkin nantinya akan benar2 gw rindukan... karena klo gw jadi menerima tawaran baru itu... bukan gw yg akan berlari2 mengejar project, tapi project lah yg akan berebutan mendatangi gw... dan bukan hanya 1 project... tapi puluhan... dg nilai yg juga puluhan kali lipat...

Apakah gw siap menerima "reruntuhan" durian jatuh? Atau gw lebih suka "memanjat dan memetiknya di atas"?

Sigh... entahlah... *tarik napas dalem2...*

9 comments:

-mandayandalove2T- said...

wah....wah.....wah.....canggih deh kerjaannya Susi, bank mana tuh ya yg lagi ngincer2? heheh, apa diincer? jangan2 ex kantor gue dulu.....hihihihi :D

.:acen147:. said...

waaah, lu orang bank ya?
di mana tuh?

sayang, gw gak boleh nyebutin nama calon client di sini. tau sendiri lah, takutnya competitor lain langsung ngincer. kekekeke.

Anonymous said...

wah susi.. emang enaknya pas perjuangin proyek kaya gitu..
begadang semalam suntuk, tidur cuman 2 jem terus ikutan aanwijzing, tanya jawab ttg support, pembukaan harga, dan sampe bener2 implementasi..

Hehe.. selamat berjuang aja dey..
:P

.:acen147:. said...

@willy: o iya, aanwijzing-nya ketinggalan. utk bbrp project ada step itu, tapi kebetulan project yg terakhir kemaren gak ada.

pas project dapet pun, implementasinya berdarah2 ya, wil... tapi seruuuu :)

Anonymous said...

loh..loh..kok pd tau kata aanwijzing niy?? ntuh kan bhs Londo hihihii..

sikat jeng..semangatttt..pasti bisaaaa..ayoooooo maju terusss ;) GBU!

Me said...

jadi inget g punya utang siapin presentasi juga hahaha.. uda 2 minggu blom kelar2 nee.. :(( hiks.. untung bukan di tempat yang banyak kompetitornya ya g, klo ga uda disergap sama kompetitor laen dah hohoho :D

menerima project, bukannya suatu tantangan juga sus ? tanggung jawab penyelesaian project nya gitu ?? *ga tau bener ga ya pemahaman g sama kalimat yang lu tulis terakhir*

.:acen147:. said...

@yulia: klo di sini, tiap ada project selalu ada tahap itu tuh, yul. semacem tahap dimana vendor tanya-jawab or konfirmasi sama client.

@cimot: bedanya, project di tempat baru itu dateng sendiri tanpa gw kejar. gak ada challenge-nya kan? dan gak berhubungan dg IT. tambah jadi gak semangat kan? hehehe.

Anonymous said...

Ribet pisan yak :|

*maklum freelancer mah.. gentlement shakehand uda cukup*

=))

sep.. tar klo mentok apa2 nanya tante acen ahhhhh :P

23 said...

cool..!
nanti kalo udah expert semua program n implementasinya bisa coba bikin PT ndiri sus..