Tuesday, November 27, 2007

Over or Less Qualified?

Berhubung project uda mo jalan, gw mulai sibuk cariin orang. Kemaren2 uda nyari, tapi krn belum ada project, jadi belum serius. Sekarang uda agak2 mendesak waktunya, harus pro aktif, gak bisa nungguin HRD doank.

Tapi ternyata dalam dunia kerja, bukan cuma susah cari lowongan kerjaan, tapi juga cari karyawan! Maunya yg pinter dan qualified. Tapi jgn yg mahal2. Boleh lah mahal sedikit, tapi gak terlalu njomplang banget dg skill dan experience-nya.

Yang paling gampang tentu menghubungi temen2 yg gw uda tau kualitasnya. Bisa jadi temen2 yg dulu kerja bareng dalam satu project dg gw, atau temen2 kuliah, atau malah temen2 blog sini yg gw tau pada... lutu2 menggemaskan *lirik2 anung, hahahaha!*

Setelah mikir2 dan mengingat2, dalam benak gw tercatat beberapa nama. Salah satunya, sebut aja, R. Dari hasil berbalas-balas SMS, R bilang pikir2 dulu mo terima tawaran gw or gak. Pertimbangannya, dia cuma mo kerja kantoran sampe 2009, setelah itu mo lanjutin usaha bokapnya. Jadi, klo pun dia pindah kerja, maunya dapet salary yg gede.

Salary yg gede...

Tergelitik dg statement tsb, iseng2 gw tanya, emang berapa ekspektasinya?

Dan dia menyebutkan sebuah angka... sambil dia juga bertanya: "bisa gak yaaah? sorry klo ketinggian... gw ngimpi ya, Sus?"

Hmmmm... gw jadi... agak2 speechless... hehehehe. Speechless bukan karena keabisan kata2. Tapi justru banyak banget yg mo gw utarakan, tapi gak tau mo mulai darimana :)

Well, di sini gw kemukakan pendapat gw...(sapa tau dia kebetulan baca, hehehe)

Bukan soal nominalnya sih. Karena menurut gw, angka segitu relatif. Bisa dibilang tinggi, bisa juga dibilang rendah. Tapi, gw tidak mau mematahkan semangat orang, apalagi gw tau betul bahwa jika benar2 diasah, dia bahkan mampu mendapatkan yg lebih dari yg dia inginkan sekarang.

Di saat kita ingin "lompat" or pindah kerjaan, kita harus liat strategi supaya bisa mendapatkan mimpi itu.

Pertama, jika kita lompat ke bidang yg berbeda.

Artinya pengalaman kita di pekerjaan sebelumnya gak akan dihitung, paling dilihat dari semangat, tanggung jawab dan etos kerja aja. Tapi dari skill harus belajar lagi dari awal. Yang ini namanya Less Qualified. Less bukan berarti negatif, yaitu bloon atau males atau apa... tapi hanya sedikit kurang dari yg diinginkan perusahaan.

Oleh karena itu, klo mo lompat ke bidang yg berbeda, kita harus aware apakah bidang yg akan kita masuki sudah sesuai dg keinginan kita? Dan apakah bidang tersebut memiliki masa depan yg menjanjikan?

Klo kasus gw, contohnya, bidang gw software, klo disuruh pindah ke hardware, walaupun dg iming2 salary yg jauh lebih tinggi, gw gak bakalan mau. Kenapa? Karena gw gak suka hardware. Dan gimana gw bisa punya masa depan yg menjanjikan dg jualan hardware, klo utk menggelutinya aja gw ogah? Belum lagi gw harus berhadapan dg banyak saingan yg uda lebih dulu terjun di dunia itu. Rasanya kok hanya akan buang2 effort dan waktu aja.

Sebaliknya, jika kita pindah ke bidang berbeda, tapi masih kita minati, kita juga harus sadar bahwa "utk bisa berlari, harus dimulai dg merangkak". Atau dg kata lain, belajar dulu. Kan uda gw bilang, masuk ke bidang yg baru, berarti memulai skill yg baru, yg lama bisa dianggep nol. Karena itu, jgn heran klo harga yg ditawarkan pada kita jadi sama aja dg yg sebelumnya atau malah lebih rendah. Soalnya company kan juga harus invest dulu :)

Klo kasus gw, sebelumnya gw gak pernah pegang system banking, tapi pas pindah ke sini, masuk ke divisi banking solution. Secara kemampuan teknis tidak diragukan, tapi kemampuan bisnis masih nol. Karena itu, ketika gw mengajukan penawaran, gw bersedia dinego. Hasilnya? Agak turun dari penawaran gw, tapi masih agak naik dari yg sebelumnya. Cukup win-win solution :)

Kedua, jika kita pindah ke bidang yg sama.

Di sini nilai jual kita bisa lebih tinggi. Company membutuhkan qualifikasi A, kita berikan A. Bahkan A+. Nah yg ini namanya Over Qualified.

Menjadi Over Qualified ada segi positif dan negatifnya, tergantung dimana kita menempatkan posisi kita.

Contohnya simple aja, jika kita merasa mampu jadi Project Manager, ya pilih posisi PM. Hasilnya pasti positif, karena apa yg kita berikan pada perusahaan sudah pas, perusahaan pun memberikan dg timbal-balik yg sesuai. Kedua belah pihak merasa puas. Apalagi klo ternyata kita bisa menunjukkan kemampuan lebih dari itu, bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan promosi dan tentunya kenaikan gaji di kemudian hari ;)

Klo kita pilih posisi dg tanggung jawab yg kurang dari itu, misalnya hanya sebagai Quality Assurance, namun dg salary PM, tentu hasilnya jadi negatif. Karena tanggung jawab yg dibebankan pada kita kecil, tapi tanggung jawab perusahaan utk membayar gaji kita besar. Jadinya ada pihak yg merasa kurang puas.

Sebenernya, masalah keinginan salary berapa itu adalah hak setiap orang. Gak usah minder, sampe2 nentuin harga buat diri sendiri serendah2nya. Malah bikin employer merasa ragu: ini orang capable gak sih?

Tapi jangan juga jadi terlalu tinggi, apalagi setelah diteliti, yg dibutuhkan company tidak sesuai dg apa yg kita tawarkan. Buat jadi sedikit negotiable, yg menandakan juga bahwa kita cukup flexible. Ingat, supaya bisa mengejar ketinggalan sehingga sesuai dg yg dibutuhkan, company pun harus invest dg cara membekali kita dg training2.

Perhitungkan juga persaingan dalam dunia kerja. Tiap tahun mahasiswa baru lulus dari kuliah berlomba2 cari pekerjaan baru. Mereka memang belum pengalaman, tapi semangat masih tinggi, masih idealis - gak cari uang, yg penting pengalaman -, mudah diarahkan sesuai dg yg diinginkan company, dan... harganya murah ;).

Tidak ubahnya dunia dagang jual-beli, dalam dunia kerja juga berlaku banyak demand sedikit supply, maka harga jual tinggi. Tapi klo banyak supply sedikit demand, maka harga jual rendah. Pinter2 lah melihat keinginan pasar sambil memantau harga pasar biar jadi patokan klo kita siap "jualan" nanti :)

Trus jangan pernah membuat uang sebagai satu2nya harga mati. Percaya deh, itu membuat jengah.

Contohnya, ketika gw nawarin kerjaan ke salah satu teman yg lain, sebut aja X. Tanpa tedeng aling2, dia langsung bertanya: "berani bayar berapa?"

Weleh... yg begitu mah langsung out deh. Gw tau dia sekarang kerja di Spore, harganya pasti lebih mahal. Tapi asal dia tau aja, untuk kemampuan banking solution, orang2 di luar justru berlomba2 dapetin project di Indonesia. Apa karena uang? BUKAN. Tapi karena segala macam bentuk banking solution di Indonesia adalah amat sangat rumit dibandingkan negara2 lain. Tau sendiri donk tipikal orang sini? Klo di luar dikenal istilah "I pay you nuts, I give you monkey". Tapi klo di sini, berlaku istilah "I pay you nuts, but you must give me.... everything..." Hahahaahaha!

Sebagai catatan, company juga menyadari, bahwa orang yg hanya mengejar pekerjaan demi uang, tidak akan pernah memiliki tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaannya. Gimana mo tanggung jawab klo di tengah2 project melarikan diri demi mendapat tawaran yg... gak ada 10% lebih tinggi?

So, be carefull when you are trying to boast yourself with money!

Balik lagi ke teman gw, si R, gw tau dia butuh uang bukan karena dia mata duitan. Dan gw juga cukup tau kemampuan kerja dia. Tapi sayangnya, saat ini dia masih masuk dalam kategori Less Qualified, yg artinya, klo dia tertarik utk bergabung, dia harus mau menurunkan sedikit standardnya.

Akhir kata, gw hanya membalas SMS-nya seperti ini...

"Semua itu bukan mimpi, kok. Tapi kejar dulu kemampuan supaya nanti bisa meraihnya :)"

Well, hopefully he understood :)

No comments:

Post a Comment