Tak Kenal Maka Tak Sayang

Semalem sepanjang perjalanan pulang, percakapan antara Mas Adi dan gw...

"Si H uda dapet kenalan baru, namanya F, dikenalin sama orangtuanya."

"Oooo, bentar lagi merit dooonk?"

"Gak tau juga tuh, masih taraf penjajakan."

"Yaaa, gak usah lama2 deh... apalagi yg ditunggu?"

"Keliatannya H kurang sreg, karena secara fisik F ini biasa2 aja, kurang cantik..."

"Hmmmm..."

30 Desember 2007 lalu, sepanjang perjalanan Jogja-Jakarta, percakapan antara Mbak Dina n gw...

"Sebenernya A itu uda dikenalin sama kerabat, tapi ternyata gak masuk kriteria."

"Emang kriterianya kaya' apa sih?"

"Cantik, tinggi, putih..."

"Oooo..."

"Waktu itu juga pernah dikenalin sama mantan Putri Semarang. Cantik, tinggi, putih... eh beda agama."

"Oooo..."

"Gara2nya dulu sih, uda pacaran sama cewek, eh ortu ceweknya matre, dipaksa merit sama orang lain. Padahal itu cewek cantik, tinggi, putih..."

Cantik, tinggi, putih... Uda 3x gw denger diucap berulang2.

THAT's IT!

Gw harus menegaskan sesuatu selain cuma ber-"Oooo"-ria...

"Aaaaah... cantik, tinggi, putih... gak penting itu!! Yang penting pinter cari duit. Buat apa cantik2 tapi bego, bisanya dandan doang? Ngabis2in duit aje!"

*speechless*

Mas Adi cekikan. Tau banget dia klo istrinya mulai nyolot. Hihihihi...

Itulah sekilas intermezzo percakapan yg akhirnya membuat gw memutuskan menulis sebuah topik dalam blog kali ini.

Kenal istilah "tak kenal maka tak sayang"? Pasti donk. Artinya kurang lebih adalah kita mungkin sulit menyukai sesuatu hanya berdasarkan pandangan pertama. Tapi jika kita mengenalnya lebih dalam, lama2 kita bisa berubah jadi suka. Istilah tsb berlaku bukan hanya terhadap benda, tapi juga sesama manusia ;)

Di jaman modern ini, manusia2 terlalu sibuk memikirkan pekerjaan dan problem kehidupan lainnya, sehingga urusan bersosialisasi sering ditinggalkan karena dianggap hanya merupakan masalah yg "remeh-temeh". Lebih banyaknya waktu dihabiskan dalam lingkungan pekerjaan, lama-kelamaan kita kekurangan waktu bagi diri sendiri. Kondisi tadi membuat manusia jadi semakin bersifat individual, tdk peduli dg yg lain.

Belum lagi ditambah dg "standard hidup" yg semakin tinggi, yg membuat kita secara tidak sadar memilih2 teman hanya yg sesuai standard kita. Standard itu sendiri bisa macem2 bentuknya, bisa secara fisik, keuangan, kepandaian, pergaulan, dsb. Jadi klo ada orang yg kurang memenuhi standard, sering kita anggep lalu orang itu karena "gak level" atau "gak nyambung".

Lama-kelamaan kita semakin susah mencari jodoh. Untuk sekedar mengenal orang lain aja rasanya susah. Apalagi sampe menyukai... naik tingkat jadi menyayangi... naik tingkat lagi jadi mencintai... butuh proses yang panjaaaaang banget sampe kita menemukan yg bener2 "klik".

Kenapa sih orang jaman dulu gampang merit, trus langgeng sampe maut memisahkan. Sedangkan sekarang, cari pacar yg setia aja susaaaaaaaaaaah banget. Ya karena itu tadi... orang jaman dulu sifat sosialnya tinggi, problem hidup gak seberat kita sekarang, dan juga gak terlalu menetapkan standard tinggi, alias gak neko2. Jadi hidup dibuat lebih easy going, enjoy aja. Sedangkan kita sekarang sebaliknya. Emang kasian ya jadi manusia jaman sekarang. Hehehehe.

Sebenernya dari sekian banyak masalah dalam mencari jodoh, ada 1 hal yg agak mudah dicari solusinya. Yaitu soal penetapan standard tadi.

Kebanyakan orang terlalu silau dg penampilan luar, sehingga cari jodoh pun kriterianya harus sempurna secara fisik. Buat yg cowok cari cewek harus: cantik, tinggi, putih. Yang cewek cari cowok harus: ganteng, tinggi, macho.

Selain penampilan fisik, yg bikin silau adalah materi. Punya kendaraan pribadi, minimal motor, sukur2 mobil berjejer 5 di garasi. Atau yg uda mapan, karirnya bagus di kantor, sukur2 direktur atau ownernya perusahaan. Atau yg uda punya tempat tinggal, apartemen, rumah, sukur2 juga punya tanah tersebar dimana2.

Waduuuh, klo menetapkan calon pendamping hanya berdasarkan kriteria di atas mah susah. Sebelumnya, coba liat kondisi kita, apakah kita sendiri sudah sesuai dg kriteria yg ditetapkan? Karena percaya gak, pasangan yg kita cari berdasarkan kriteria itu biasanya mencari pasangan dg kriteria serupa. Jadi sebelum kita menetapkan kriteria utk orang lain, kita berkaca dulu apakah kita uda masuk di dalamnya?

Seandainya pun kita telah menetapkan kriteria yg kita sendiri yakin masuk di dalamnya, jangan lupa... bahwa semua itu bersifat duniawi. Jumlahnya banyak, tapi tidak kekal. Yang cantik/ganteng secara lahiriah akan keriput dan loyo klo uda tua. Yang kaya raya hari ini, bisa aja mendadak bangkrut besoknya.

Jadi, kenapa gak mencari pasangan hidup berdasarkan... hatinya? Karena kecantikan seseorang sebenarnya terpancar dari dalam. Jika hatinya baik, aura lahiriahnya akan otomatis bersinar.

Oke, dalam hidup kita juga harus realistis. Klo hatinya baik doang, apa bisa survive di masa depan? Klo gitu, point terpenting berikutnya adalah... sifatnya... bertanggungjawab, ulet, punya spirit tinggi, perhatian, dll, pokoknya semua sifat yg positif. Emang sih pastinya ada juga sifat yg negatif, tapi gak sampe merusak pribadinya secara keseluruhan.

Klo inner beauty uda dimiliki seseorang, maka tampilan luar hanyalah polesan. Kurang putih? Mandi susu n luluran tiap hari. Klo perlu dikapurin aja biar bener2 putih kaya' tembok. Kekekeke. Pantat kurang bohay? Sumpel aje pake kaen atau pantat palsu biar nonggeng. Hihihihi. Dada kurang montok? Halaaah, laki2 yg dadanya rata aja bisa dibuat mblendung segede pepaya. Operasi, gitu loooh. Gampang kan?

Mungkin gak sampe se-extreme itu semua. Intinya sih, lebih susah menemukan seseorang yg cantik dari dalam, karena yg satu itu murni, bukan tipuan dan polesan. Klo fisik bisa dibentuk asal ada duit banyak. Klo sifat, uda dari sananya, gak mungkin berubah dalam sekejap.

Jadiiii... wahai para jomblowan dan jomblowati... kenapa siiiiih... masiiiih aja ribet2 buat standard dalam cari pasangan. Emang bener klo jodoh itu di tangan Tuhan, tapi seandainya suatu saat tiba2 Tuhan kirim seseorang buat kita, coba deeeh... jangan langsung ditampik begitu aja seandainya orang itu tidak rupawan secara lahiriah. Tapi cobalah kenali dia dulu... terutama pribadinya...

Jika tulisan ini kebetulan mengena pada kalian yg lagi bimbang dg sejuta pikiran "apakah dia bener2 jodoh saya?"... maka... ambil telp di dekat Anda... segera hubungi dia. Buat janji ketemu lebih banyak, ngobrol secara pribadi lebih dalam. Siapa tau akhirnya kalian menemukan kecocokan.

Karena sekali lagi... tak kenal maka tak sayang ;)