Hhhh... tadi sebenernya lagi siap2 mo nulis ttg update wedding. Kan uda tinggal bbrp bulan lagi dan ada bbrp yg blm belum kelar, masih progress or uda beres. Pengen nge-list aja n berharap dapet masukan dari yg uda pada merit. Sapa tau ada yg kurang, gituuu....
Tapi pas lagi nulis tiba2 dipanggil meeting soal progress calon project di suatu bank. Abis meeting langsung gak mood mikirin soal wedding tadi. Uggghhh...
Project kali ini emang agak special. Soalnya kami berniat develop sendiri. Soalnya juga kami pengen punya product sendiri. Soalnya lagi - halah, banyak banget pake "soalnya" - kami pengen terbebas dari principal dependency. Yah, berdasarkan pengalaman kemaren2, gak enak juga klo cuma nebeng product orang. Gak punya power to be decision maker. Tapi tetep aja kerja paling keras.
Contoh yg paling simple, mo minta dokumen teknis karena client butuh pedoman. Nunggunyaaa lamaaa ampe jenggotan - emang kambing? hihihi -. Uda gitu pas dikirim salah pulak. Atau mo memutuskan bahwa suatu task sanggup kita kerjakan, harus nunggu approval dari principal. Yang mending pada akhirnya jadi Win-Win Solution. Yang ada malah Win-Loose Solution. Alias mereka dapet untung, kami yg ketiban rugi karena harus jadi kuli dg bayaran sekian persen doang.
Maka ketika suatu bank ingin membangun suatu system dan kebetulan system yg dimaksud sesuai dengan type product yg ingin dibuat tadi, bergeraklah semua orang dalam team utk mengajukan proposal. Dibagi2 tugas deh. Gw kebagian proposed technical. Made kebagian proposed solution. Dedi kebagian proposed planning n methodology. Tia kebagian proposed commercial. Sedangkan boss kebagian review, approval n presentasi.
Secara technology, selain web based platform, kami juga pengen product diperkuat dg Business Intelligence. Business Intelligence-nya tentu bukan cuma sekedar OLAP dan cube2. Tapi dipercanggih dengan dashboard management yang bisa diakses secara portal. Plus bisa empowering user utk buat OLAP report sendiri, baik yg standard maupun ad hoc. Juga bisa bikin portal yg berbeda2 sesuai dg user profilenya.
Untuk upload dan download data dari berbagai macam resource, tadinya mo pake ETL tools yg canggih. Tapi berhubung harga harus menyesuaikan budget client, jadinya pake feature yg dalam database engine yg uda dimiliki client.
Secara teknis, gw proposed 3 layer technical architecture. Tiap layer tentu punya fungsi dan power yg berbeda2 karena menggunakan teknologi yg berbeda2 pula. Dari sisi hardware n software sizing, diusahakan gak terlalu boros mengingat budget client yg gak gede2 amat tadi. Untuk capacity planning diminta client utk memperkirakan besarnya storage sampai dengan jangka waktu tertentu.
Secara solusi, kami emang gak ada experience implementation. Tapi kami punya banyak experience dari product2 luar yg pernah diimplementasikan di sini. Jadi idenya adalah membawa knowledge dari product2 luar tadi ke dalam product kami.
Secara project plan dan commercial, jumlah mandays ditekan habis2an karena klo banyak akan berpengaruh pada harga product. Tapi meski uda diteken n dikasih diskon, tetep aja buat client harganya masih lebih mahal. Apalagi dicompare dg competitor. Kenapa begitu? Yaaah, karena secara teknologi yg gw proposed emang agak sophisticated sih. Karena kami punya roadmap tersendiri utk client ke depan. Bukannya promosi, pada akhirnya jika menggunakan product kami, user akan punya banyak benefit in the future.
Pusing? Yes!
Uda kaya' bikin skripsi atau thesis. Bedanya proposal ini harus siap hanya dalam seminggu. Apa yg terjadi? Lembur sampai pagiiiiiiiiiiii.... Padahal uda dikeroyok ramean yak? Hehehe...
Uda lembur2 pun gak cukup. Client bisa tiba2 nelpon minta revisi ini itu dan semua revisi harus dikumpul malam itu juga - requestnya baru sore -. Bener2 dibuat sibuk.
Tapi kami tetep semangat. Kenapa? Apakah project ini mendatangkan keuntungan besar? Not at all! Malah merugi! Tapi kok ngotot? Ya itu, aim kami bukan mo untung. Tapi mo punya product sendiri.
Proposal uda dikirim. Tinggal nunggu hasilnya. Sambil nunggu, review dikit secara technology. Nah itulah yg di-meeting-in tadi ama boss yg bikin gw gak mood. Karena dari awal gw emang tau ada beberapa kelemahan. Tapi gak mungkin dong karena kelemahan tsb kami berhenti semua? Walaupun sekarang belom kepikiran gimana caranya mengatasi kelemahan tadi, pasti klo projectnya goal akan diusahain cari solusinya dong?
Tapi gak mau juga sih uda di tengah project baru kelimpungan. Makanya besok diputuskan mo meeting lagi dengan semua orang teknis dari tools2 yg akan digunakan dalam product kami. Semoga ada titik cerah.
Yah, walaupun dibuat pening karena kurang tidur berhari2, gw tetep semangat! Sempet kepikiran gimana klo uda punya baby tapi cara kerja masih begini? Temen sempet suggest utk pindah ke bagian IT di bank. Tapi gw emoh. Gw mencintai pekerjaan ini. Jadi inget dulu waktu di company sebelumnya. Not a big company. But give lot of experiences that challange my skill n ability. Plus add my knowledge.
So, gw berharap banget project ini goal. Walaupun klo iya mungkin bakalan mengganggu proses ngurus2 wedding krn harus lembur mulu. Bahkan lebih parah mungkin mengganggu honeymoon? Atau paling parah mengundurkan jadwal wedding gw? Hahaha, gile, se-workaholic apapun gw, gak gitu2 amat deh ;)
Tapi pas lagi nulis tiba2 dipanggil meeting soal progress calon project di suatu bank. Abis meeting langsung gak mood mikirin soal wedding tadi. Uggghhh...
Project kali ini emang agak special. Soalnya kami berniat develop sendiri. Soalnya juga kami pengen punya product sendiri. Soalnya lagi - halah, banyak banget pake "soalnya" - kami pengen terbebas dari principal dependency. Yah, berdasarkan pengalaman kemaren2, gak enak juga klo cuma nebeng product orang. Gak punya power to be decision maker. Tapi tetep aja kerja paling keras.
Contoh yg paling simple, mo minta dokumen teknis karena client butuh pedoman. Nunggunyaaa lamaaa ampe jenggotan - emang kambing? hihihi -. Uda gitu pas dikirim salah pulak. Atau mo memutuskan bahwa suatu task sanggup kita kerjakan, harus nunggu approval dari principal. Yang mending pada akhirnya jadi Win-Win Solution. Yang ada malah Win-Loose Solution. Alias mereka dapet untung, kami yg ketiban rugi karena harus jadi kuli dg bayaran sekian persen doang.
Maka ketika suatu bank ingin membangun suatu system dan kebetulan system yg dimaksud sesuai dengan type product yg ingin dibuat tadi, bergeraklah semua orang dalam team utk mengajukan proposal. Dibagi2 tugas deh. Gw kebagian proposed technical. Made kebagian proposed solution. Dedi kebagian proposed planning n methodology. Tia kebagian proposed commercial. Sedangkan boss kebagian review, approval n presentasi.
Secara technology, selain web based platform, kami juga pengen product diperkuat dg Business Intelligence. Business Intelligence-nya tentu bukan cuma sekedar OLAP dan cube2. Tapi dipercanggih dengan dashboard management yang bisa diakses secara portal. Plus bisa empowering user utk buat OLAP report sendiri, baik yg standard maupun ad hoc. Juga bisa bikin portal yg berbeda2 sesuai dg user profilenya.
Untuk upload dan download data dari berbagai macam resource, tadinya mo pake ETL tools yg canggih. Tapi berhubung harga harus menyesuaikan budget client, jadinya pake feature yg dalam database engine yg uda dimiliki client.
Secara teknis, gw proposed 3 layer technical architecture. Tiap layer tentu punya fungsi dan power yg berbeda2 karena menggunakan teknologi yg berbeda2 pula. Dari sisi hardware n software sizing, diusahakan gak terlalu boros mengingat budget client yg gak gede2 amat tadi. Untuk capacity planning diminta client utk memperkirakan besarnya storage sampai dengan jangka waktu tertentu.
Secara solusi, kami emang gak ada experience implementation. Tapi kami punya banyak experience dari product2 luar yg pernah diimplementasikan di sini. Jadi idenya adalah membawa knowledge dari product2 luar tadi ke dalam product kami.
Secara project plan dan commercial, jumlah mandays ditekan habis2an karena klo banyak akan berpengaruh pada harga product. Tapi meski uda diteken n dikasih diskon, tetep aja buat client harganya masih lebih mahal. Apalagi dicompare dg competitor. Kenapa begitu? Yaaah, karena secara teknologi yg gw proposed emang agak sophisticated sih. Karena kami punya roadmap tersendiri utk client ke depan. Bukannya promosi, pada akhirnya jika menggunakan product kami, user akan punya banyak benefit in the future.
Pusing? Yes!
Uda kaya' bikin skripsi atau thesis. Bedanya proposal ini harus siap hanya dalam seminggu. Apa yg terjadi? Lembur sampai pagiiiiiiiiiiii.... Padahal uda dikeroyok ramean yak? Hehehe...
Uda lembur2 pun gak cukup. Client bisa tiba2 nelpon minta revisi ini itu dan semua revisi harus dikumpul malam itu juga - requestnya baru sore -. Bener2 dibuat sibuk.
Tapi kami tetep semangat. Kenapa? Apakah project ini mendatangkan keuntungan besar? Not at all! Malah merugi! Tapi kok ngotot? Ya itu, aim kami bukan mo untung. Tapi mo punya product sendiri.
Proposal uda dikirim. Tinggal nunggu hasilnya. Sambil nunggu, review dikit secara technology. Nah itulah yg di-meeting-in tadi ama boss yg bikin gw gak mood. Karena dari awal gw emang tau ada beberapa kelemahan. Tapi gak mungkin dong karena kelemahan tsb kami berhenti semua? Walaupun sekarang belom kepikiran gimana caranya mengatasi kelemahan tadi, pasti klo projectnya goal akan diusahain cari solusinya dong?
Tapi gak mau juga sih uda di tengah project baru kelimpungan. Makanya besok diputuskan mo meeting lagi dengan semua orang teknis dari tools2 yg akan digunakan dalam product kami. Semoga ada titik cerah.
Yah, walaupun dibuat pening karena kurang tidur berhari2, gw tetep semangat! Sempet kepikiran gimana klo uda punya baby tapi cara kerja masih begini? Temen sempet suggest utk pindah ke bagian IT di bank. Tapi gw emoh. Gw mencintai pekerjaan ini. Jadi inget dulu waktu di company sebelumnya. Not a big company. But give lot of experiences that challange my skill n ability. Plus add my knowledge.
So, gw berharap banget project ini goal. Walaupun klo iya mungkin bakalan mengganggu proses ngurus2 wedding krn harus lembur mulu. Bahkan lebih parah mungkin mengganggu honeymoon? Atau paling parah mengundurkan jadwal wedding gw? Hahaha, gile, se-workaholic apapun gw, gak gitu2 amat deh ;)
No comments:
Post a Comment