Friday, December 14, 2007

Laki-laki Penakut

Dari kemaren topiknya becanda mulu nih. Klo gak becanda, jalan2. Ketauan banget gw orangnya pecicilan. Kekekeke.

Sekarang balik ke topik serius ah.

Beberapa hari yg lalu, ketika lunch bersama temen2 kantor di kantin, seseorang jadi pusat pembicaraan.

Bukaaan, bukan gw kok. Walaupun selama ini jadi Seleb blog, klo di kantor gw nyamar jadi rakyat jelata aja deh. Wakakakaka! Btw, maap yeee yg uda pada muntah2 sama ke-narsis-an gw. Buat yg lagi hamil juga, maap yeee, uda bikin tambah eneg. Susah nih ngilangin sifat seleb-wanna-be dalam dirikuw... Hihihihi...

Temen gw, sebut aja namanya Istri Patuh, yg jadi bulan2an omongan kali ini. Tapi kami semua bukan lagi bergossip. Karena klo gossip kan ngomongin orang di belakangnya. Saat itu, Istri Patuh ada bersama kami. Jadi kami ngomongin dia di depan dia. Hehehe.

Awalnya sih pembicaraan berputar pada topik outbond ke Bali. Semua pada antusias mo ikut. Bahkan yg belum berhak ikut krn masih karyawan masa percobaan, ikut2an cari cara gimana biar bisa ikut. Cuma si Istri Patuh aja yg keliatan adem ayem. Kami semua tau alesannya. Selama ini, tiap acara kantor kemana pun, dia gak pernah ikut. Bahkan klo dia achieve dan berhak jalan2 ke luar negri, dia gak pernah ambil haknya.

Kenapa?

Karena Istri Patuh dilarang pergi sama suaminya, sebut aja bernama Suami Otoriter.

Penasaran dg sikap adem ayemnya, salah seorang temen bertanya: Istri Patuh, lu ikut outbond gak?

Karena uda menduga2, jawabannya, yaitu geleng2 kepala, sontak yg lain memberi respond pertanyaan tsb, sebelum Istri Patuh sendiri menjawab...

"Lu kali ini harus ikut, masa tiap kantor outbond, lu gak ikut?"

"Ah, dia mah, jangankan ke Bali, kesempatan ke luar negri aja gak pernah diambil."

"Gak usah jauh2 deh, ke Bandung aja gak ikut..."

"Iya nih... kenapa sih? Suami ngelarang lagi ya?"


Komentar itu bersaut-sautan membuat Istri Patuh hanya tersenyum mendengarnya. Akhirnya, dia buka suara...

"Kali ini, gw ikut kooook..."

Waaa, semua pada surprise. Tumbeeeen ikut. Apakah Suami Otoriter sudah berubah jadi suami bijaksana yg akhirnya memberikan ijin istrinya utk sedikit bersenang2 bersama temen2nya?

Hmmm... ijin emang uda diberikan. Tapi bukan berarti suaminya berubah jadi baik hati bak Sinterklas yg tiba2 memberikan hadiah Natal. Ijin itu didapatkan melalui perjuangan. Kata Istri Patuh, selama ini Suami Otoriter selalu pergi klo kantornya mengadakan acara ke luar, seperti outbond. Kenapa dia gak boleh?

Itu lah kartu As yg digunakan Istri Patuh utk memenangkan haknya. Selama ini, dia tidak bisa menolak larangan suaminya dg berbagai alasan. Masa pacaran? Takut diputus, padahal cinta mati. Uda merit, trus hamil? Kan sekarang uda gak hamil, uda lama brojol. Anak masih kecil? Sekarang uda setaon lebih. Harus menyusui? Stok ASI di kulkas untuk 3 hari ke depan melebihi dari cukup kok.

Jadi, alasan apa lagi yg bisa dipakai untuk menahan istrinya? Lagipula, alasan yg selama ini diciptakan terlalu dibuat2, karena jangankan pergi jauh, utk urusan meeting yg kadang2 sampai agak malam sedikit pun dilarang. Waduh, klo begini caranya, punya suami kok serasa sipir penjara sih? Punya rumah megah serasa sangkar emas?

Tapi sudahlah, toh pada akhirnya Istri Patuh menemukan kembali jati dirinya. Dan "pemberontakannya" kali ini menjadi langkah kecil, yg SEMOGA membukakan mata hati Suami Otoriter hingga dia menyadari klo tindakannya selama ini tidak berbeda dg memenjarakan istri.

Kasus Istri Patuh dan Suami Otoriter, bukan hanya menimpa temen gw itu. Kebetulan gw berada pada sisi teman Istri Patuh. Gw pernah juga loh berada pada sisi seorang suami yg sifatnya sama percis seperti Suami Otoriter.

Dia memang tidak melarang istrinya pergi kemana2. Tapi dia melarang istrinya bekerja. Padahal yg gw tau, sebelum merit, istrinya ini punya karir cukup bagus. Dan gw yakin, sebenarnya istrinya gak gitu aja ngerelain karirnya. Demi cinta dia berkorban.

Bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Tidak ada satupun dari dua hal itu yg tidak mulia. Tiap orang berhak menentukan mau jadi apa. Karena itu adalah hak individu, seharusnya bukan orang lain yg membuat keputusan. Apalagi sebagai suami, yg seharusnya menjadi orang yg paling mengerti, menyayangi, dan menghormati istri, tidak boleh merampas hak istri. Justru harus mendukung hingga memberi kesempatan istri untuk mandiri dan menemukan jati diri.

Jadi, apakah istri harus bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, hal itu adalah keputusan istri sendiri. Kalaupun hasilnya berbeda dg keinginan awal sang istri, itu merupakan kompromi bersama yg disetujui kedua belah pihak. Bukan monopoli atau paksaan suami.

Sayangnya, di jaman modern ini, sedikit sekali laki2 berpikiran modern dan terbuka. Bayangannya, seorang perempuan hanya bertugas mengurus rumah tangga, tanpa boleh menjadi lebih pintar dari laki2.

Gw berkata begitu bukan hanya sekedar opini. Gw juga punya teman laki2 (bukan hanya 1) yg lain, yg dg terus terang berkata bahwa dia amat sangat takut punya pasangan yg lebih pintar dari dia. Takut diinjak-martabatnya. Hingga dia beristri, dan kebetulan istrinya lebih pintar, ketakutannya semakin menjadi2. Dia akan merengut tiap kali mendengar istrinya naik jabatan atau mendapat promosi.

Oalaaa... laki2... kalian diakui sebagai mahluk yg lebih kuat dari perempuan. Gak perlu menyalahgunakan kekuatan itu utk membuat perempuan jadi lebih lemah... karena kalian justru akan jadi terlihat penakut, bukan lagi kuat...

8 comments:

Anonymous said...

gw juga pernah mengalami dijajah oleh pacar otoriter, untung yg sekarang bukan type begitu.

.:acen147:. said...

untung baru masih jadi pacar... klo uda jadi suami? hiiiy... amit2, jgn sampe deh... :(

Anonymous said...

Tidak semua laki lakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii T-T

Anonymous said...

wakakakakakakaa..Anungggggg jgn sampe deh ya gituin anak gw kekekekekk :p

kl punya laki kek gitu unjukkin aja mana pintu depan, sekalian bekalin nasi bungkus sm kopernya dia.

SinceYen said...

Bener tuh si Yulia.
Sebenarnya si istri juga punya peranan dalam hal ini. Kalo istrinya tegas dan "mandiri" ya jangan "nglah" terus dan makin memperparah otoriter si suami.

Anonymous said...

klau gw koq kebalikannya ya...
:P gw ni yg dilarang2 klau mau pergi2

Pucca said...

pasti gak enaklah punya pasangan otoriter kek gitu. kasian cewenya. ayo cewe2..kita harus memperjuangkan hak kita, jangan mau diinjek2 suami.. :P

.:acen147:. said...

@anung: emang tidak semua laki2, nung. tapi masih banyak kok laki2 purba di dunia yg modern ini :)

@yulia: yuuul, lu mo nyerahin Sade ke Anung? kemaren2 dia uda ngincer Tarin. wah anung phedopilia nih. wakakakakakaka!

@since: setuju... jadi wanita harus mandiri, jangan mau disetir suami... huuuuu...

@pucca: ayooo, sesama cewek, berjuang jangan menyerah. hidup ceweeeek!!!! hihihihi...