Bedah Rumah

Pada bulan November 2006, nyak babe membeli sebuah rumah di daerah Cijantung. Lokasinya gak jauh dari tempat gw merit setaun yg lalu. Dipilih daerah Cijantung, karena berada di antara Jakarta Selatan dan Depok, jadi gak jauh dari Jakarta, gak jauh juga dari rumah mereka n gw yg kedua2nya berada di Depok. Selain itu bebas banjir, udara masih bersih dan adem, air gak masalah, deket jalan tol, dan gak terlalu ramai.

Seperti yang pernah gw tulis dalam artikel "Tips Memilih Rumah", kadang mencari rumah yang cocok ibarat mencari jodoh. Uda kurang lebih ½ taon nyak babe keliling2 nyari, eh gak disangka malah dapet secara gak sengaja.

Jadi ceritanya, nyak babe ngeliat kompleks perumahan baru yg lagi dibangun. Trus mereka dateng ke pemasarannya. Setelah tanya macem2, mereka malah jadi kurang tertarik. Pas keluar dari kantor pemasaran itu, mereka ngeliat rumah butut di sampingnya. Pada pagar rumah tsb dipasang papan tanda DIJUAL. Bangunannya sih emang rusak berat, tapi diliat luas tanahnya, cukup luas, sekitar 300m2. Iseng2 akhirnya mereka masuk ke dalam.

Mereka disambut oleh pemilik rumah dan entah kenapa, ternyata setelah ngobrol2 malah terjalin keakraban dan kecocokan. Malah ujung2nya sampe nego harga.

Menurut Pak Eko, sang pemilik, uda beberapa kali orang datang nawarin rumahnya, tapi dia gak bergeming utk nurunin harga. Anehnya, pas ditawar nyak babe, dia merasa "klik", dan akhirnya dilepas juga. Padahal harganya lebih rendah dari penawaran terakhir. Hehehehe.

Keputusan pembelian itu terjadi tepat pada saat nyak ulang tahun yg ke-50. Sambil bercanda, babe bilang klo ini hadiah ulang tahun buat nyak. Eh, ternyata istrinya Pak Eko pun ulang tahun di bulan yg sama. Dan lebih lucu lagi, ulang tahun Pak Eko berada di bulan yg sama dg babe. Jadi, mereka berdua adalah pasangan Cancer-Scorpio, sama persis seperti gw dan Mas Adi. Waaaa... bisa begitu yaaaa... Mungkin uda jodoh kaliiiii.... Hahahahaha.

Setelah rumah berpindah tangan, babe rencananya hanya mau renov rumah yg ada, diperbaiki bagian2 yg rusak aja. Yang penting bisa ditinggalin.

Tapi lama-kelamaan keputusan berubah total. Yang tadinya hanya mau memperbaiki, jadi malah ngebangun ulang dari awal. Jadi rumah yg ada dirobohin, trus dibuat pondasi baru dan dibangun rumah dg arsitektur baru dg luas bangunan sekitar 260m2.

Seperti langkah2 yang pernah gw tulis dalam artikel "Building Your Own House", maka hal yg pertama dilakukan adalah merancang model rumah yg diinginkan. Untuk itu babe nyewa jasa seorang arsitek. Darinya, selain dapet blue print design rumah yg masih mengacu dg keinginan babe, juga dapet software, perkiraan biaya bangunan, dan jasa pengawasan selama pembangunan nantinya.

Setelah urusan design selesai, masalah berikutnya adalah mencari tukang yang cocok. Nah ini agak berliku-liku juga jalannya. Tukang mungkin banyak, tapi belum tentu kerjanya rapih, rajin, jujur, dan harganya cocok. O iya, kami memilih sistem borongan dg pertimbangan lebih efektif dan efisien. Tapi ya itu... puyeng juga nyari sapaaaaaaaa yg bisa ngerjain proyek ini?

Untung akhirnya babe nemu tukang yg hilang contact, yg dulu sempet ngerenov rumah Depok dan kualitas kerjanya gak diragukan lagi.

Pembangunan pun ditetapkan untuk dimulai pada bulan February 2008. Tapi ada kendala lagi… setelah dipikir2 bulan February adalah bulan Suro. Bagi orang Jawa, bulan Suro adalah bulan pantang untuk mengadakan perkawinan atau pembangunan rumah. Yaaah, percaya gak percaya sih... tapi daripada daripada... mending sabar dikit aja deh, proyeknya ditunda dulu jadi tgl 1 Maret 2008.

Sampai akhirnya, datang juga bulan Maret... pembangunan pun dimulai. Proses pertamanya adalah peletakan batu pondasi. Untuk peristiwa itu, kami sekeluarga menyempatkan waktu utk melakukan prosesi kecil2an. Gak ada selametan or apa2 siiih.. cuma poto2 aja buat kenang2an.

Ini dia potonya... semoga dalam 6 bulan ke depan rumahnya jadi deh... ;)

Rumah Dahlia sebelum dibedah.
Searah jarum jam: tampak depan kanan, halaman belakang, tampang depan kiri, posisi rumah di jalan Dahlia (panah merah), di sampingnya juga lagi dibangun rumah megah.

Untuk pondasi dibuat ceker ayam dari besi baja super tebal sebanyak 23 buah. Ceker ayam itu dibuat sendiri dg "cetakan" kayu (lingkar merah)

Prosesi peletakan batu pertama. Dengan demikian menandakan bahwa pembangunan telah dimulai.
Searah jarum jam: tukang menggali tanah, nyak naro batu kali, babe pasang kuda2, babe disaksikan gw n nyak ikut naro batu kali.

Gak jauh dari rumah kami, ada salah satu rumah mantan gubernur yg terkenal dg proyek busway-nya. Sengaja warnanya gw bikin begitu, karena takut melanggar kode etik... hehehe.

The last but not the least... gw dg berbagai pose. Orang narcis kok gak dipoto? Hihihihi.
Pssst... gw uda keliatan kurusan blom di poto? Hihihihi...