Sejak punya penghasilan sendiri, gw mulai berpikir utk memiliki sebuah Credit Card (CC). Bagi gw yg dulu masih polos dan awam, punya CC keliatannya keren krn menurut gw hanya "orang2 terpilih" yg di-approve oleh bank untuk mempunyai kartu tersebut.
Waktu jamannya gw dulu, mau punya kartu kredit harus bisa memenuhi syarat2 tertentu. Di antaranya punya penghasilan tetap, melampirkan slip gaji, KTP, dan alamat tempat tinggal yg jelas. Data-data calon nasabah nantinya akan di-cross check kebenarannya, lalu dianalisa oleh pihak bank. Jika semuanya lolos, maka permohonan kita di-approve, dan sebuah CC dg manisnya nangkring di dompet.
CC jenis silver, gold, atau platinum ditentukan oleh jumlah pendapatan kita yang harus dibuktikan melalui slip gaji. Jadi gak bisa sembarangan ngaku2 punya gaji 100 juta per taon biar dapet platinum. Karena nanti pihak bank juga akan cross check kebenarannya ke kantor.
Dan tau gak, saking ketatnya proses pemberian kartu kredit, jaman dulu masih berlaku peraturan dari bank bahwa nasabah kartu kredit tidak boleh berprofesi sebagai pegawai negeri. Kenapa? Mungkin karena dianggap gaji pegawai negri masih di bawah standard. Dan dari pihak pemerintah pun gak mau sampai karyawan2nya terlibat hutang.
Selain pegawai negri, pegawai expat juga merupakan nasabah yg paling susah mendapat approval CC. Apalagi klo pegawai expat itu kerja dg sistem kontrak di sini. Alesannya, sewaktu2 dia bisa aja "kabur" meninggalkan hutang2. Yang rugi tentu pihak bank.
Pokoknya dulu banyak sekali syarat2 yg diberikan bank jika kita ingin mengajukan CC. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk meminimalkan resiko kredit. Karena klo nasabah gak bisa bayar utang, bank yg harus nombokin. Klo kejadian itu berlangsung dalam skala besar, bukan tidak mungkin bank jadi pailit karena assetnya habis dipakai untuk bayarin utang.
Klo sekarang, rasanya gampang banget pengen punya CC. Banyak sales CC bertebaran di mall2 dan bujuk2 kita utk apply. Gak cuma itu, mereka juga menawarkan melalui telpon. Uda berkali2 dibilang gak mau, berkali2 juga masih tetep ditawarin. Ternyata para sales ini dikasih target supaya bisa menjaring nasabah sebanyak2nya. Sayangnya demi mengejar target itu, mereka melonggarkan syarat2 pengajuan kredit. Dan sama seperti para sales, pihak analisa kredit juga dikasih target. Sehingga demi mengejar target, mereka tidak lagi seketat dulu dalam memberikan approval. Akibatnya banyak nasabah CC yg "tidak memenuhi syarat", sehingga banyak terjadi kasus default (kegagalan) dalam pelunasan CC. Akhirnya, bank juga yg dirugikan.
Kegagalan nasabah dalam melunasi hutang2 CC bukan cuma karena dari awalnya tidak memenuhi syarat tadi. Tapi juga karena banyak yg ternyata belum bisa mengelola keuangan. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menggunakan CC berdasarkan jumlah limit CC, bukan limit pribadi (batas uang yg kita miliki). Sehingga yg seharusnya kita sanggup melunasi hutang, malah jadi terjerat.
Hal tersebut pernah juga gw alami. Awal2nya punya CC, agak2 "pinter". Mentang2 punya "uang plastik", jadi lupa daratan klo pergi ke mall. Liat baju bagus, cobain, cocok di badan, bungkuusssss... Liat sepatu keren, bungkussss... Liat kosmetik, parfum, CD, handphone, bungkuuuusssss... Itu baru barang2. Belum lagi soal gaya hidup. Ke cafe, makan di resto, nonton, gampaaaaang lah itu semua. Kan ada CC? Tinggal gesek, semua yg kita mau terwujud. Bayarnya? Pikirin belakangan. Huehehehe.
Saking "pinter"nya, CC bukan cuma dipake untuk belanja-belanji atau kongkow-kongkow. Tapi juga untuk... narik duit cash! Jadi, klo lagi gak punya uang, tapi hasrat belanja tak tertahankan? Keciiiiillll... Ambil aja tarik tunai pake CC! Heibat kan gw?!?!
Akhirnya, apa yg terjadi? Akhir bulan gw shock ngeliat tagihan CC gw. Trus gak punya uang untuk bayar semuanya, jadilah gw nyicil. Berbulan2 gw nyicil, kok tagihan gw gak kelar2? Lha iya laaah, kan utangnya berbunga. Dan bunganya gak kecil, booow!
Jadi, pinter dalam tanda kutip tadi, alias "pinter", berubah jadi OON. Hehehehe.
Untunglah Tuhan masih sayang sama gw, Dia masih kasih gw otak untuk mikir supaya gak jadi tambah oon. Dia membuat gw merenung bahwa apa yg telah gw perbuat adalah SALAH. Jadi gw harus memperbaikinya. Apa yg harus gw lakukan?
Perlahan2, gw bertekad agar hutang gw benar2 lunas. Gimana caranya?
Pertama, selain membayar sisa hutang dg disiplin, gw juga STOP pemakaian CC untuk sementara sampai saldo hutang gw jadi NOL. Karena, gimana kita bisa ngelunasin hutang, klo ditambahin terus tu hutangnya?
Kedua, JANGAN PERNAH TARIK TUNAI pake CC. Klo bener2 kepepeeeeeeet banget, mending gw ngutang sama temen atau nyak babe deh, dan pastinya gw balikin donk. Kenapa tarik tunai tuh GAK BANGET? Idiiiih, bunganya gedeeeeeeeeeeee pisaaaaan! Gak sebanding loh antara bunga dan jumlah uang yg ditarik. Biar gak tergiur utk tarik tunai, setiap punya keinginan, gw itung, sebenernya yg bisa gw nikmati dari tarik tunai berapa sih? Yaitu jumlah uang yg ditarik - bunga. Jatohnya? KECIL!
Ketiga, memperbaiki gaya hidup. Maklum lah, dulu baru2nya punya penghasilan sendiri, agak2 kalap begitu dapet gaji bulanan. Keliatannya sih gede, padahal itu kan uang kita selama sebulan. Bukan utk sehari atau seminggu doank! Berdasarkan pemikiran tadi, gw mengerem kebiasaan boros belanja. Makan2 di resto, ke cafe, nonton, boleh laaah... tapi kan gak perlu setiap hari. Yang masih wajar dan tentunya dalam batas kemampuan.
Gaya dan gaul emang meningkatkan level kita dalam kehidupan sosial. Tapi buat apa klo kenyataannya kita belum sanggup secara finansial? Mau keliatan kaya, padahal sebenernya banyak utang? No way... karena utang kita gak akan ada yg mo bayarin, kecuali diri kita sendiri :)
Setelah gw bener2 FREE dari utang CC yg menjerat, saatnya menata keuangan dg lebih baik. Apakah dg cara menggunting CC tsb? Awalnya sih, pengen banget. Tapi, ternyata itu bukan langkah bijaksana, loh. Karena CC juga memberikan banyak manfaat kalau bisa kita kelola dg baik. Di antaranya, tiap belanja kita dapet point. Trus "kecipratan" diskon jika CC kita sedang mengadakan program diskon terhadap product/service tertentu. Trus program one bill untuk pembayaran tagihan telpon/handphone pasca bayar, jadi kita gak repot2 bayar satu-per satu. Blum lagi, klo dalam keadaan emergency, kita gak punya uang cash, ada CC sebagai "dewa penyelamat".
Cara yg paling ampuh untuk bisa "mengendalikan" CC ini cukup gampang. Hanya perlu 2 pedoman:
1. Jangan pake CC klo punya uang cash.
2. Boleh pake CC klo kita yakin bisa bayar tagihannya LUNAS pada saat jatuh tempo.
Jadi misalnya kita lagi jalan2 ke mall, trus kita liat ada baju lucu... Pas kita mo bayar, kita bingung mo bayar cash atau CC ya? Saran gw, pake cash, klo kita punya uang lebih. Tapi gak salah juga klo pake CC, asal tau nanti kita bisa bayarnya.
Inget, bukan cuma bayar itu baju, lho... tapi TOTAL TAGIHAN sampai dengan jatuh tempo. Jadi misalnya sebelum kita mo beli baju itu, kita uda belanja bulanan 700rb pake CC. Ditambah baju, yg harganya 100rb, berarti total tagihan CC berikut akan menjadi 800rb. Sanggup gak ngelunasin 800rb? Klo sanggup, hajar aje. Klo gak, tahan deh bajunya. Bulan depan kan bisa?
Sekali lagi, jangan diinget cuma bajunya doang, tapi belanjaan2 sebelumnya yg pake CC. Buat yg sering lupaan atau "pura2" lupa, perlu tuh dicatet apa aja yg uda dibelanjain pake CC, biar klo lagi jalan2 di mall gak kalap. Hehehehe.
Bagaimana dengan jenis CC? Silver, gold, platinum, or whatsoever? Yah, sekali lagi tergantung kemampuan dan kebutuhan. Karena selain beda limit kredit, juga beda iuran tahunan. Semakin besar limit kredit diberikan, semakin besar pula iuran tahunannya. Klo emang kita sanggup bayar iurannya dan juga butuh limit sebesar itu, go head aja. Satu lagi yg bisa dijadiin patokan adalah annual salary kita, apakah masuk dalam range masing2 kelas? Klo belum, gw sarankan lebih baik jangan :).
Trus punya lebih dari 1 CC? Itu juga terserah. Gw sering ditawarin CC dari bank ini-itu. Tapi gw cuma mau yg memberikan GRATIS IURAN TAHUNAN SEUMUR HIDUP (dan ada loh, hehehe). Selain itu gak deh. Tapi kan ditawarin diskon ini itu? Liat lagi, seberapa banyak sih gw beli product/service yg di-diskon itu? Klo gak banyak, ya gak usah. Klo banyak, berarti memberikan untung buat gw, baru deh gw ambil.
Kesimpulannya, sebenernya punya CC itu banyak juga kok benefitnya, asal kita bisa mengolahnya. Kan kita yg punya uang, jadi harus kita yg bisa mengatur uang. Bukan uang yg mengatur kita ;)
Waktu jamannya gw dulu, mau punya kartu kredit harus bisa memenuhi syarat2 tertentu. Di antaranya punya penghasilan tetap, melampirkan slip gaji, KTP, dan alamat tempat tinggal yg jelas. Data-data calon nasabah nantinya akan di-cross check kebenarannya, lalu dianalisa oleh pihak bank. Jika semuanya lolos, maka permohonan kita di-approve, dan sebuah CC dg manisnya nangkring di dompet.
CC jenis silver, gold, atau platinum ditentukan oleh jumlah pendapatan kita yang harus dibuktikan melalui slip gaji. Jadi gak bisa sembarangan ngaku2 punya gaji 100 juta per taon biar dapet platinum. Karena nanti pihak bank juga akan cross check kebenarannya ke kantor.
Dan tau gak, saking ketatnya proses pemberian kartu kredit, jaman dulu masih berlaku peraturan dari bank bahwa nasabah kartu kredit tidak boleh berprofesi sebagai pegawai negeri. Kenapa? Mungkin karena dianggap gaji pegawai negri masih di bawah standard. Dan dari pihak pemerintah pun gak mau sampai karyawan2nya terlibat hutang.
Selain pegawai negri, pegawai expat juga merupakan nasabah yg paling susah mendapat approval CC. Apalagi klo pegawai expat itu kerja dg sistem kontrak di sini. Alesannya, sewaktu2 dia bisa aja "kabur" meninggalkan hutang2. Yang rugi tentu pihak bank.
Pokoknya dulu banyak sekali syarat2 yg diberikan bank jika kita ingin mengajukan CC. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk meminimalkan resiko kredit. Karena klo nasabah gak bisa bayar utang, bank yg harus nombokin. Klo kejadian itu berlangsung dalam skala besar, bukan tidak mungkin bank jadi pailit karena assetnya habis dipakai untuk bayarin utang.
Klo sekarang, rasanya gampang banget pengen punya CC. Banyak sales CC bertebaran di mall2 dan bujuk2 kita utk apply. Gak cuma itu, mereka juga menawarkan melalui telpon. Uda berkali2 dibilang gak mau, berkali2 juga masih tetep ditawarin. Ternyata para sales ini dikasih target supaya bisa menjaring nasabah sebanyak2nya. Sayangnya demi mengejar target itu, mereka melonggarkan syarat2 pengajuan kredit. Dan sama seperti para sales, pihak analisa kredit juga dikasih target. Sehingga demi mengejar target, mereka tidak lagi seketat dulu dalam memberikan approval. Akibatnya banyak nasabah CC yg "tidak memenuhi syarat", sehingga banyak terjadi kasus default (kegagalan) dalam pelunasan CC. Akhirnya, bank juga yg dirugikan.
Kegagalan nasabah dalam melunasi hutang2 CC bukan cuma karena dari awalnya tidak memenuhi syarat tadi. Tapi juga karena banyak yg ternyata belum bisa mengelola keuangan. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menggunakan CC berdasarkan jumlah limit CC, bukan limit pribadi (batas uang yg kita miliki). Sehingga yg seharusnya kita sanggup melunasi hutang, malah jadi terjerat.
Hal tersebut pernah juga gw alami. Awal2nya punya CC, agak2 "pinter". Mentang2 punya "uang plastik", jadi lupa daratan klo pergi ke mall. Liat baju bagus, cobain, cocok di badan, bungkuusssss... Liat sepatu keren, bungkussss... Liat kosmetik, parfum, CD, handphone, bungkuuuusssss... Itu baru barang2. Belum lagi soal gaya hidup. Ke cafe, makan di resto, nonton, gampaaaaang lah itu semua. Kan ada CC? Tinggal gesek, semua yg kita mau terwujud. Bayarnya? Pikirin belakangan. Huehehehe.
Saking "pinter"nya, CC bukan cuma dipake untuk belanja-belanji atau kongkow-kongkow. Tapi juga untuk... narik duit cash! Jadi, klo lagi gak punya uang, tapi hasrat belanja tak tertahankan? Keciiiiillll... Ambil aja tarik tunai pake CC! Heibat kan gw?!?!
Akhirnya, apa yg terjadi? Akhir bulan gw shock ngeliat tagihan CC gw. Trus gak punya uang untuk bayar semuanya, jadilah gw nyicil. Berbulan2 gw nyicil, kok tagihan gw gak kelar2? Lha iya laaah, kan utangnya berbunga. Dan bunganya gak kecil, booow!
Jadi, pinter dalam tanda kutip tadi, alias "pinter", berubah jadi OON. Hehehehe.
Untunglah Tuhan masih sayang sama gw, Dia masih kasih gw otak untuk mikir supaya gak jadi tambah oon. Dia membuat gw merenung bahwa apa yg telah gw perbuat adalah SALAH. Jadi gw harus memperbaikinya. Apa yg harus gw lakukan?
Perlahan2, gw bertekad agar hutang gw benar2 lunas. Gimana caranya?
Pertama, selain membayar sisa hutang dg disiplin, gw juga STOP pemakaian CC untuk sementara sampai saldo hutang gw jadi NOL. Karena, gimana kita bisa ngelunasin hutang, klo ditambahin terus tu hutangnya?
Kedua, JANGAN PERNAH TARIK TUNAI pake CC. Klo bener2 kepepeeeeeeet banget, mending gw ngutang sama temen atau nyak babe deh, dan pastinya gw balikin donk. Kenapa tarik tunai tuh GAK BANGET? Idiiiih, bunganya gedeeeeeeeeeeee pisaaaaan! Gak sebanding loh antara bunga dan jumlah uang yg ditarik. Biar gak tergiur utk tarik tunai, setiap punya keinginan, gw itung, sebenernya yg bisa gw nikmati dari tarik tunai berapa sih? Yaitu jumlah uang yg ditarik - bunga. Jatohnya? KECIL!
Ketiga, memperbaiki gaya hidup. Maklum lah, dulu baru2nya punya penghasilan sendiri, agak2 kalap begitu dapet gaji bulanan. Keliatannya sih gede, padahal itu kan uang kita selama sebulan. Bukan utk sehari atau seminggu doank! Berdasarkan pemikiran tadi, gw mengerem kebiasaan boros belanja. Makan2 di resto, ke cafe, nonton, boleh laaah... tapi kan gak perlu setiap hari. Yang masih wajar dan tentunya dalam batas kemampuan.
Gaya dan gaul emang meningkatkan level kita dalam kehidupan sosial. Tapi buat apa klo kenyataannya kita belum sanggup secara finansial? Mau keliatan kaya, padahal sebenernya banyak utang? No way... karena utang kita gak akan ada yg mo bayarin, kecuali diri kita sendiri :)
Setelah gw bener2 FREE dari utang CC yg menjerat, saatnya menata keuangan dg lebih baik. Apakah dg cara menggunting CC tsb? Awalnya sih, pengen banget. Tapi, ternyata itu bukan langkah bijaksana, loh. Karena CC juga memberikan banyak manfaat kalau bisa kita kelola dg baik. Di antaranya, tiap belanja kita dapet point. Trus "kecipratan" diskon jika CC kita sedang mengadakan program diskon terhadap product/service tertentu. Trus program one bill untuk pembayaran tagihan telpon/handphone pasca bayar, jadi kita gak repot2 bayar satu-per satu. Blum lagi, klo dalam keadaan emergency, kita gak punya uang cash, ada CC sebagai "dewa penyelamat".
Cara yg paling ampuh untuk bisa "mengendalikan" CC ini cukup gampang. Hanya perlu 2 pedoman:
1. Jangan pake CC klo punya uang cash.
2. Boleh pake CC klo kita yakin bisa bayar tagihannya LUNAS pada saat jatuh tempo.
Jadi misalnya kita lagi jalan2 ke mall, trus kita liat ada baju lucu... Pas kita mo bayar, kita bingung mo bayar cash atau CC ya? Saran gw, pake cash, klo kita punya uang lebih. Tapi gak salah juga klo pake CC, asal tau nanti kita bisa bayarnya.
Inget, bukan cuma bayar itu baju, lho... tapi TOTAL TAGIHAN sampai dengan jatuh tempo. Jadi misalnya sebelum kita mo beli baju itu, kita uda belanja bulanan 700rb pake CC. Ditambah baju, yg harganya 100rb, berarti total tagihan CC berikut akan menjadi 800rb. Sanggup gak ngelunasin 800rb? Klo sanggup, hajar aje. Klo gak, tahan deh bajunya. Bulan depan kan bisa?
Sekali lagi, jangan diinget cuma bajunya doang, tapi belanjaan2 sebelumnya yg pake CC. Buat yg sering lupaan atau "pura2" lupa, perlu tuh dicatet apa aja yg uda dibelanjain pake CC, biar klo lagi jalan2 di mall gak kalap. Hehehehe.
Bagaimana dengan jenis CC? Silver, gold, platinum, or whatsoever? Yah, sekali lagi tergantung kemampuan dan kebutuhan. Karena selain beda limit kredit, juga beda iuran tahunan. Semakin besar limit kredit diberikan, semakin besar pula iuran tahunannya. Klo emang kita sanggup bayar iurannya dan juga butuh limit sebesar itu, go head aja. Satu lagi yg bisa dijadiin patokan adalah annual salary kita, apakah masuk dalam range masing2 kelas? Klo belum, gw sarankan lebih baik jangan :).
Trus punya lebih dari 1 CC? Itu juga terserah. Gw sering ditawarin CC dari bank ini-itu. Tapi gw cuma mau yg memberikan GRATIS IURAN TAHUNAN SEUMUR HIDUP (dan ada loh, hehehe). Selain itu gak deh. Tapi kan ditawarin diskon ini itu? Liat lagi, seberapa banyak sih gw beli product/service yg di-diskon itu? Klo gak banyak, ya gak usah. Klo banyak, berarti memberikan untung buat gw, baru deh gw ambil.
Kesimpulannya, sebenernya punya CC itu banyak juga kok benefitnya, asal kita bisa mengolahnya. Kan kita yg punya uang, jadi harus kita yg bisa mengatur uang. Bukan uang yg mengatur kita ;)
17 comments:
lho sus, emangnya beneran nih lu pernah terjerat utang cc?
gue sama kayak lu nih. skrg cm punya cc 2,1 yg bebas iuran tahunan seumur idup dan 1 lagi dr bank capek antri. biar bisa nonton murah di 21. hehe =p
pernah, gara2 gw pake tarik tunai. wekekekekek. tapi gak parah siy. cuma 3 bulanan gitu trus lunas. tapi efektif memberi efek jera, karena abis itu gw bener2 kapok. NGERI.
yg bebas iuran taunan seumur idup itu bank niaga bukan? tapi gw blom pake tuh CC-nya. abis gak mo bayar admin 2x. hihihi... cc gw 1 lagi citibank.
gw nasabah setia dah. gak pernah tergoda sama yg lain itu. 2 cc cukup (kaya iklan KB, wekekeke)
nambahin :
Usahakan membayar full setiap tagihan cc...
Gw selalu bingung kalo ngeliat orang yg cuma bayar mininum payment tiap bulannya/bayar separo dr jumlah tagihan..
krn pernah gw iseng itung bunganya, ternyata baik bayar mininum payment/separo tagihan, itu sama2 gede bungannya..
awal2 punya cc gue juga sempet terkecoh, suka bayar minimum payment, tp lama2 setelah tau, nyesek bgt tiap bulan cuma kasih makan bunga ke bank...
pokoknya intinya, pake cc sberapapun, harus mampu bayar lunas langsung!
(kecuali kalo program eazypay yg emang sistemnya cicilan ya)
eh btw sus, naiknya limit gak pengaruh deh sama iuran tahunan, soalnya limit cc gue uda naik bbrp kali, tp iuran tahunan gue tetap aja tuh segitu2 aja dari awal bikin ampe skrg...
CC gw malah kadang ga kepake..cuman dibutuhkan saat makan pizza (diskon 20%), nonton (dapet gratis 1), beli tiket online, sama guarantee kalo check in hotel di luar. sisanya...ga beranii pake.. takuuutttt.. dan ga mau tau juga gimana cara ambil duit tunai di CC.. takuuttt hehehe :)
pengen tuh yang iuran bebas seumur hidup.. pointnya khan bisa akumulatif terus ya..
Emang kalo dipake bijaksana, misal untuk kebutuhan primer RT : bayar listrik,telp,air, khan lumayan tuh point yg dikumpulin. :p
ccnya mandiri tuh bebas iuran tahunan seumur hidup........aihhhhhh promo niy kita....hik hikss....
tapi bener banget sus
kok cerita ini bisa pas sama gue kejadiannya minggu2 ini ya
gue udah lunasin dan tutup 1 kartu, jadi gue tinggal punya 1 kartu aja, tau dong yg mana sus?
hehehehe
@nat: yg soal bayar full itu juga gw sebut di point ke-2, nat... yaitu bayar LUNAS pada saat jatuh tempo.
awalnya juga gw pernah kecele. kirain bayar minimum/gak full bisa meringankan beban utang. ternyataaa, malah paraaaaah.
klo maksut gw, CC silver, gold, platinum kan limitnya lain2, dan juga beda2 iuran taunannya. tapi klo limitnya naek emang gak ngaruh ke iuran taunan. jadi bukannya limit naek trus iuran taunan naek.
*halah, gw jadi ribet sendiri jelasinnya, semoga lu ngatri, nat... wekekekekekek*
@fun: wah, bagus tuh, yul. emang seharusnya kita takut kok sama CC klo mo selamad. huehehehehe.
@manda: yg jelas yg bebas iuran taunan seumur idup itu kaaaan... wakakakaka!
@willy *ketinggalan, hihihi*: setubuh, wil. gw juga pake CC utk bayar kebutuhan2 spt itu kok :)
hahah iya betul sus, gw salah nangkep baca postingan lu..
yang bener itu emang gitu, kalo beda jenis kartu baru beda iuran, kalo limitnya naek tp kartunya tetep sama sih gak naek iurannya..
btw, kalo ada yang tau bisa bikin CC Lady LippoBank yang bebas iuran tahunan, kasi tau yaak, hahaha..mau ikut2an desi nih gue make CC Lady, abisan kalo bayar apa aja pake CC itu dpt diskon 5%
hahahhaa... emang cc banyak jebakan. tapi kalo kita bisa nahan diri, banyak cc malah banyak untungnya lhooo...
gua pernah nulis tentang ini juga di blog gua, karena dulu di jakarta cc gua mencapai 10 kartu! hahahaha.
tapi ya itu.. jangan sampe bayar bunga ya. harus dibayar lunas pokoknya!! dan pengeluaran pake cc harus selalu langsung dicatat, biar kita tau berapa pengeluaran kita walaupun itu gak bayar cash.
di postingan dulu, pitshu pernah ngomongin gunanya cc ^^. Dulu bagi pitshu cc buat alat penunda pembayaran + dapetin point ^^.
tapi sekarang udah dipakai untuk ikut cicilan bunag 0% hehehe
cuam untuk point ini: 1. Jangan pake CC klo punya uang cash.
Pitshu malah menganjurkan klo bisa pakai cc pakai aja, tapi inget dulu duit buat bayar nya ada enggak?! guna mendaptkan pointnya, soalnya pointnya itu bisa di pakai belanja juga lho! seperti di acehardware hahaha ^^
@susy:cc yg free iuran tahunan seumur idup itu KB Care***r sus.
@arman:WHAT? 10 cc? gile bener.....ini koleksi cc ya man? hehe =p
@nat: waks, apa2 serba 50%? gw jg mauuuu...! hihihihi...
@arman: cc sampe 10?! gubrakssssss.... kebayang tebelnya dompet lu, man. wekekekekek.
@pitshu: setuju banget sama pitshu. asal kita bisa ngelolanya, cc itu menguntungkan kok. tapi gw menyarankan utk bayar cash, karena pake cc sering terbuai n lupa daratan dalam pemakaiannya :)
@limmy: eh gw juga punya tuh lim, KB yg lu maksut. tapi cuma sekali pake doank. hehehe.
sejak jaman SMA dulu, gw hanya setia dengan 1 CC (ci**bank) karena gw senang saat2 claim point dgn shopping voucher hehehe..
@cicha: waaaa, keren juga luuu, masih SMA uda dapet CC. hehehe.
Wahh, sus... jadi ajang promosi CC niy... hehehe...
Gw gak nyangkaaa, susi sang seleb punya masa silam yang begitu kelam dengan CC nya.. hihihihi.... canda deh sus... abis gak nyangka ajahh susi yang detil dan super perhitungan, bisa kilappp... ;p tapi emang bunga cc mah ngeri benerr, apalagi yang tarik tunai.. untungnya lo bisa lolos ya sus...
@vin: gw jadi super detil baru2 merit ini aja, vin. dulu maaaah, cuek aja, hehehehe. tapi gw bersyukur pernah punya masa lalu suram sama CC, jadinya gw kan lebih waspada. hehehehe.
Post a Comment